MENITI KARIER, BERBAGI ILMU, MELAYANI MASYARAKAT MISKIN BERSAMA YAYASAN TLM-GMIT

04 Nov, 2022

Leany Anggraini Adu atau yang akrab disapa Leany lahir di Kupang, 12 April 1985. Leany adalah seorang lulusan Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Nusa Cendana (UNDANA). Leany belum menikah karena alasan meniti karier sebagai pelatih pada program Industri Rumah Tangga Yayasan TLM. Leany memulai pelayannnya di Yayasan TLM pada tahun 2011 lalu pada di Divisi Transformasi dan Pelatihan, bagian pelatihan nasabah KSP TLM pada waktu itu.

Leany mengisahkan, awal mula ia tertarik bergabung dan bekerja di Yayasan TLM karena selain ingin berkarier juga menyalurkan ilmunya sebagai pengajar. Dengan berbekalkan pengalaman mengajar di sekolah minggu di gereja lokalnya juga pengalamannya sebagai pengajar di organisasi compassion (PPA), ia yakin bisa melatih pada program pemberdayaan masyarakat khususnya ibu-ibu rumah tangga.

Ketika bergabung dengan Yayasan TLM, Leany pun diberi pelatihan Training of Trainer (ToT) untuk penguatan kapasitas sekaligus penyesuaian dari mengajar anak-anak ke melatih orang dewasa (ibu-ibu rumah tangga). Iapun dilibatkan dalam program magang home industry ke pabrik-pabrik olahan makanan, pelatihan manajemen usaha, Entrepreneurship, manajemen keuangan bahkan pelatihan pelayanan public (Costumer Service Excellent). Hal ini dilakukan oleh Yayasan TLM secara berkala untuk mempersiapkan staf pelatih agar lebih siap dan mampu melatih dengan materi-materi yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Dalam pelayanannya di masyarakat sebagai staf pelatih IRT, ia perlu melakukan tahapan-tahapan seperti; mempersiapkan materi sesuai topik pelatihan, SOP pelatihan, hand out/modul, bahan dan alat untuk praktek dan lain-lain.

Topik-topik pelatihan pun bervariasi sesuai permintaan kelompok berdasarkan hasil survey potensi baik potensi sumberdaya alam dan potensi sumberdaya manusia. Adapun topik yang pernah dilatih seperti; Pelatihan pengolahan ikan (ikan abon, nugget ikan, ikan asap, ikan dendeng), Pelatihan kripik ubi, stik labu, pisang, jagung, pengolahan kelor, pembuatan bakso, jamu herbal, bubuk kopi, bubuk jahe merah, Pelatihan menjahit, pelatihan mebel/tukang kayu, pelatihan bengkel tambal ban, pelatihan pembuatan souvenir dari kerang, pelatihan tenunan, pelatihan pangkas rambut, pelatihan salon kecantikan dan lain sebagainya.

Selain itu Leany juga memberikan pelatihan pengetahuan umum seperti; Sanitasi, human trafficking, nutrisi seimbang, Kesehatan reproduksi dan lain-lain. Tidak hanya memberikan pelatihan namun ia pun memberikan pendampingan pendirian usaha bagi yang mau memulai usaha baru setelah pelatihan serta pendampingan manejemen usaha bagi anggota yang mau mengembangkan usaha yang dijalankannya. 

Leany Adu mengaku, ia kini lebih percaya diri dalam memberikan pelatihan industry rumah tangga kepada orang dewasa setelah kurang lebih 11 tahun melakoni profesi sebagai pelatih di Yayasan TLM. Selain percaya diri, ia kini lebih disiplin dalam melakukan segala sesuatu termasuk Ketika ia berada di tengah-tengah keluarga. Ini terjadi karena ia sudah terbiasa bekerja sesuai target dan SOP yang diberikan.

Leany mengakui bahwa melayani sebagai seorang pelatih bukanlah hal yang mudah. Hal ini dikarenakan ia harus jauh dari keluarga serta harus beradaptasi dengan lingkungan dan gaya hidup yang baru.

Leany menambahkan, ada banyak tantangan yang sering ia temui dalam melakukan pelatihan IRT, seperti; pola pikir peserta pelatihan yang seringkali masih tergantung dengan staf TLM dimana rata-rata masyarakat sudah terpola dengan bantuan, cenderung tidak mau berwirausaha.

“Sering terjadi, kita sudah kasih pelatihan, bantuan modal usaha dalam bentuk bahan dan alat produksi tapi tidak dilanjutkan. Kadang materi yang kita latih masih baru bagi mereka maupun masyarakat sekitar sehingga mereka kesulitan dalam memasarkan produk pasca produksi, ini yang terkadang membuat anggota malas untuk melanjutkan usaha” Kata Leany.

Walaupun demikian, Leany menyatakan ia selalu memberikan pendampingan lanjutan baik secara langsung maupun melalui telepon bagi anggota yang mau berkonsultasi tentang pengembangan usaha yang dilakukan, bahkan membantu mencarikan pasar bagi kelompok untuk memasarkan produk mereka.

Selain pendampingan pemasaran, Leany juga mendampingi kelompok-kelompok yang sudah rutin berproduksi untuk mendapatkan izin PIRT (izin Pangan Industri Rumah Tangga) sehingga produk mudah dipasarkan.

Sekalipun banyak hal yang membuat pekerjaan sebagai pelatih IRT tidak mudah, Leany mengatakan bahwa Ia bangga dan senang menjadi seorang pelatih karena ia melihat bahwa dengan menjadi seorang pelatih merupakan bukti kepedulian YTLM-GMIT kepada masyarakat pelaku usaha kecil. Dengan perubahan-perubahan positif yang terjadi pada masyarakat, Leany mengaku bahwa menjadi pelatih merupakan suatu pelayanan yang membanggakan Ketika menolong orang lain melalui pelatihan.

Leany juga mengemukakan bahwa alasan ia senang menjadi bagian dari YTLM-GMIT sebagai seorang pelatih;  “Senang sekali melihat orang-orang yang semula tidak memiliki usaha, tetapi setelah mengikuti pelatihan memiliki semangat untuk membangun usaha mandiri, dan berhasil hingga meraup keuntungan mencapai 10 juta rupiah per bulan, kan ada kebanggaan tersendiri bagi saya sebagai pelatih. Selain itu saya senang bekerja di TLM karena TLM mempunyai kejelasan jenjang karir. Di TLM saya juga diajarkan untuk membuat target dan rencana kerja yang rasional dan professional. Bekerja di TLM merupakan berkat yang sangat luar biasa, tidak hanya bagi saya pribadi tapi juga bagi masyarakat juga keluarga saya.” Tutup Leany.

Be the first to write a comment.

Your feedback