Pemanfaatan lahan tidur menjadi lahan produktif di desa Kolobolon

22 Mei, 2018

Sejak tahun 2014 Yayasan TLM terlibat secara langsung untuk membantu masyarakat desa Kolobon untuk mengembangkan lahan-lahan tidur menjadi lahan yang produktif sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat desa Kolobolon.  Yayasan TLM melalui fasilitator desa yang tinggal, bersama masyarakat desa Kolobolon mulai mengelola lahan tidur seluas 5000 meter persegi untuk menjadi kebun produktif.  Ada sekitar 22 orang (12  Kepala Keluarga) yang terlibat dalam kegiatan ini dan diketahui oleh pemerintah desa setempat.

pembuatan pagar di lahan tidur desa Kolobon

 

tiang kayu untuk tanda tanah sudah di beri pupuk kandang di kebun pengembangan desa Kolobolon

persiapan lahan untuk menanam buah naga

Pertama-tama, lahan yang ada di bersihkan kemudian diolah dan diberi pupuk kendang untuk memperkaya unsur hara pada tanah yang ada.  Yayasan TLM memperkenalkan Teknik bercocok tanam menggunakan pupuk organik, selain karena alasan kesehatan dan ekonomi juga sumber pupuk tersedia melimpah di sekitar penduduk.  Setelah lahan dipersiapkan maka lahan siap untuk ditanam dengan tanaman produktif, seperti Bawang Merah (Allium cepa), bawang putih (Allium sativum), Kacang Buncis (Phaseolus vulgaris), Sayur Sawi (Brassica rapa), Sayur Kangkung (Ipomoea aquatica), Buah Naga  (Hylocereus polyrhizus), Tomat (Solanum lycopersicum) dan Cabai Merah (Capsicum frutescens).

tanaman bawang lokal di desa Kolobolon

 

tanaman bawang lokal di desa Kolobolon

 

tanaman tomat dan cabai di lahan produktif desa Kolobolon

 

tanaman buncis paria, kacang panjang dan ketimun di bedengan mulsa desa Kolobolon

Untuk mengairi tanaman yang sudah ditanam, Yayasan TLM membantu untuk memanfaatkan sumber air terdekat sehingga dapat mengairi tanaman yang sudah ditanam.  Menggunakan teknologi Hydram, air di alirkan dari sumber air sampai ke lokasi penanaman melalui pipa yang di pasang dan ditampung pada sebuah bak penampungan, sehingga air bisa dimanfaatkan dan mengurangi tenaga pengangkutan air untuk pengairan tanaman.  Selama ini masyarakat mengambil air dari sumber air sisa irigasi sawah yang letaknya kurang lebi 300 meter di-atas lahan produktif, tetapi setelah air habis maka tanaman tidak dapat diberikan air.  Dengan menerapkan teknologi Hydram maka air diambil dari sumber air (sungai) yang letaknya di-bawah dari lokasi lahan produktif tetapi air dapat dialirkan ke atas dan pengairan tetap terjaga.

pipa hydram di desa kolobolon

 

pipa hydram menaikan air ke tempat yang lebih tinggi di desa kolobolon

 

penampungan air di lahan produktif desa Kolobolon

 

pemanfaatan air dengan teknologi Hydram untuk pertanian

Pada tanggal 7 Mei 2018 anggota DPD RI, Ir. Abraham Paul Liyanto mengunjugi desa Kolobolon, tepatnya di lokasi perkebunan produktif yang di kerjakan oleh Yayasan TLM dengan masyarakat setempat.  Dalam kunjungannya, Senator Paul Liyanto melihat dan memberikan apresiasi kepada Yayasan TLM karena sudah membantu secara nyata program pemerintah, khususnya pembangunan desa melalui program kebun produktif, pengelolaan air dengan teknologi Hydram juga pendampingan implementasi Undang-Undang Desa sehingga masyarakat dan pemerintah desa dapat memanfaatkan dana desa dengan tepat juga menyusun rencana tahun berikutnya

Anggota DPD RI Ir Abraham Paul Liyanto mengunjungi Kebun Produktif Desa Kolobolon

 

Anggota DPD RI Ir Abraham Paul Liyanto mengunjungi Kebun Produktif Desa Kolobolon

 

Be the first to write a comment.

Your feedback