Di daerah pedalaman Nusa Tenggara Timur, akses akan air bersih merupakan masalah utama bagi masyarakat. Di kebanyakan desa binaan TLM, masyarakat harus berjalan berjam-jam setiap harinya untuk mengambil air dari sumber mata air alam, seperti sungai dan mata air. Air tersebut biasanya tidak bersih sehingga menjadi sumber penyakit. Yayasan TLM memiliki sejumlah proyek yang bertujuan untuk memudahkan dan meningkatkan akses masyarakat akan air bersih dan juga meningkatkan taraf hidup masyarakat di desa.
Air merupakan sumber daya alam yang sangat berguna dan paling potensial dalam kehidupan manusia serta mahluk hidup lainnya sehingga dapat dikatakan bahwa air merupakan sumber kehidupan di bumi, dimana kebutuhan akan air terus meningkat dari waktu ke waktu.
Hal ini tidak hanya disebabkan oleh faktor pertumbuhan jumlah penduduk, melainkan air juga digunakan dalam kegiatan industri dan pertanian.
Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dikenal sebagai provinsi yang sering mengalami kesulitan air untuk memenuhi kebutuhan permukiman perkotaan, peternakan dan pertanian. Ketersediaan air menjadi salah satu faktor penting bagi pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di NTT.
Menurut Analisa Krisis Air oleh WALHI NTT didasarkan pada Tata Kuasa, Tata Kelola, Tata Produksi hingga Tata Konsumsi, menemukan 70 persen kawasan di NTT mengalami krisis air.
Yayasan TLM sebagai mitra masyarakat dalam meningkatkan kehidupan, berusaha membantu menciptakan/meningkatkan pendapatan masyarakat miskin yang tinggal di daerah pedesaan NTT dengan memanfaatkan potensi yang ada di desa terlibat dalam mengatasi permasalah mereka dengan air, baik air bersih maupun air sebagai penunjang mereka dalam bercocok tanam.
Sejak tahun 2008 sampai sekarang YTLM telah menjalankan program pengadaan air bagi masyarakat baik program air bersih maupun air untuk pertanian.
A. Program Air Bersih
Tujuan dari program ini adalah penyediaan air bersih (sehat) bagi masyarakat miskin yang kesulitan dalam mendapatkanya karena factor jarak rumah dengan sumber air atau tidak adanya sumber air bersih. Proyek ini diikuti dengan pelatihan WASH. Kegiatan program ini mencakup 2 kegiatan, yakni:
1. Merehabilitasi sumber yang ada sehingga air layak di konsumsi ( bersih dan sehat ).
Proyek rehabilitasi sumur ini terdapat di 2 wilayah yaitu Wilayah kabupaten Sabu Raijua dan Kabupaten Timor Tengah Selatan. Yayasan TLM membantu masyarakat merehabilitasi sumur-sumur lokal yang ada sehingga layak untuk dikonsumsi dan mendapatkan debit air yang cukup di musim kemarau dengan memperdalam sumur, dipasang gorong-gorong dan memperbaiki bibir sumur sehingga air sumurnya menjadi lebih layak untuk dikonsumsi. Jumlah sumur yang direhabilitasi di Sabu Raijua terdapat 82 sumur pada tujuh Desa dan berhasil menolong masyarakat untuk mengakses air minum sepanjang tahun. Total pemanfaat yang tercacat mencapai 4.587 jiwa.
Sedangkan di Kabupaten Timor Tengah Selatan terdapat satu desa yakni Desa Enonabuasa pada Tahun 2017 lalu. Awalnya Yayasan TLM bekerjasama dengan Desa Enonabuasa dalam pendampingan kebun produktif untuk peningkatan ekonomi masyarakat setempat. Namun dalam perjalanan pendampingan tersebut, Yayasan TLM melihat bahwa masyarakat Enonabuasa pun kekurangan air bersih karena sumber mata air yang selama ini dikonsumsi masyarakat sangat jauh dari pemukiman ± 3 km di kaki gunung sehingga membutuhkan waktu dan tenaga untuk mengakses air bersih.
Memang ada sumur tradisional di sekitar lokasi kebun namun kondisinya tidak layak untuk dikonsumsi manusia karena permukaannya rata dan juga sangat dangkal hanya 2,5 meter dalamnya sehingga kemasukan air hujan pada musim hujan, tidak cukup debitnya pada musim kemarau, sering diminum oleh ternak karena tidak diberi pagar, juga sangat berbahaya untuk diakses oleh anak-anak.
Proyek rehabilitasi sumur ini berhasil menolong tidak kurang dari 11 Kepala Keluaraga dengan jumlah jiwa lebih dari 64 orang di sekitar sumur di desa Enonabuasa, kecamatan Noebeba, Kab. TTS.
2. Memfasilitasi dengan membuat sarana perpipaan dan bak penampung untuk mendekatkan air bersih ke rumah-rumah masyarakat/pemukiman.
Yayasan TLM membantu mengalirkan air untuk kebutuhan minum dari sumber mata air “Oemat Hitu” yang lokasinya lebih rendah dari rumah warga sekitar mata air. Sebelumnya, warga harus mengambil air langsung dimata air dengan perlatan seadanya sehingga memakan waktu dan menguras tenaga. Ini mengakibatkan warga lebih memilih membeli air bersih dari penjual air keliling menggunakan mobil pick-up seharga Rp. 2.000,- s/d Rp. 3.000,- /jerigen (20 liter). Untuk itu TLM membatu mengadakan pompa listrik, meter listrik, membangun rumah pompa dekat mata air, pipa beserta asesoris dan bak penampung di sumber mata air Oemat Hitu dan di sekitar rumah warga. Ini sangat membantu masyarakat desa Nekmese sehingga sekarang masyarakat lebih mudah mendapatkan air minum tanpa harus membeli.
Selain Desa Nekmese, Yayasan TLM juga membantu masyarakat desa Netutnana, Kecamatan Amanatun Selatan Kab.TTS dengan mengembangkan mata air Nanben ke dalam sistim perpipaan dengan menggunakan teknologi hidram yang mana sebelumnya sekitar 30 KK setiap hari harus berjalan kaki ke mata air untuk mandi, mencuci dan mengambil air untuk dibawa pulang ke rumah sebagai persediaan air minum. Jarak yang ditempuh dari pemukiman menuju mata air sekitar 800 meter dengan kondisi jalan yang cukup rusak dan harus menyeberangi sungai. Apabila di musim hujan, bisa dibayangkan kondisi jalan yang sangat licin, terjal dengan melintasi kali yang penuh air karena hujan, tentu akan sangat berbahaya terutama bagi kaum perempuan dan anak-anak.
Karena itu YTLM berkolaborasi dengan Pak Anton, seorang Pendeta dari Jakarta sepakat untuk memulai program air bersih dengan memanfaatkan sistim perpipaan menggunakan pompa hidram untuk mengangkat/menaikkan air dari lokasi yang paling bawah ke lokasi tinggi. Sejak awal Juli 2018 YTLM sudah mulai bekerja dengan membangun bak bronkap di lokasi mata air untuk menampung air terkoneksi dengan pompa hidram, membuat jembatan pipa mengeberangi sungai kemudian membangun bak penampung dengan jarak sekitar 300 meter dari mata air ke bak penampung dan membangun bak utama di lokasi jalan utama di desa, jarak dari bak penampung ke bak utama sekitar 500meter. Daya tampung pada bak utama sebesar 10,000 liter air dan diperkirakan akan diakses langsung oleh 300 keluarga. Pada saat ini progress pekerjaan proyek air sudah mencapai 80% selesai.
Program air bersih selain untuk masyarakat, Yayasan TLM juga membantu 3 sekolah di 2 Desa binaan untuk memenuhi kebutuhan air bersih di sekolah yakni 2 sekolah di desa Kiubaat, Kabupaten TTS dan 1 sekolah di Desa Ngaru Kanoru, kabupaten Sumba Timur dimana lokasi sekolah tersebut berdekatan dengan proyek air pertanian Yayasan TLM yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan air di kebun produktif.
Yayasan TLM Bersama masyarakat Desa Kiubaat pada Tahun 2017 lalu bekerja sama dengan pihak sekolah (SD Oeupun dan SMP Negeri Kiubaat), memasang pompa hydram untk memompa air dari kali ke lokasi sekolah dengan ketinggian elevasi mencapai 40 Meter. Air ini digunakan oleh sekolah untuk memenuhi kebutuhan cuci tangan, kamar mandi dan mengiram tanaman.
Sebelumnya para murid di dua sekolah tersebut setiap hari diwajibkan untuk membawa air dari rumah dalam wadah seperti Jerigen atau ember. Proyek ini sangat membatu tidak kurang dari 200 siswa SD dan SMP sehingga tidak perlu lagi membawa air dari rumah setiap harinya.
Program serupapun dilakukan di Desa Ngarukanoru, yakni di SD Katolik yang lokasinya berdekatan dengan kebun produktif desa Ngaru Kanoru dan letak bendungan sehingga Yayasan TLM membantu memasang 1 titik keran yang membantu mendekatkan air dari bendungan ke sekolah sehingga memudahkan murid dan para guru untuk mengakses air bersih untuk kebutuhan MCK sekolah.
B. Program Air Untuk Pertanian.
Proyek pengadaan air untuk pertanian yang dilakukan selama ini adalah merupakan upaya menggunakan/memanfaatkan sumber air yang ada di desa binaan (kali, mata air atau embung) dialirkan ke lahan pertanian dengan memakai pompa hidram, pompa listrik ataupun memanfaatkan system grafitasi.
Pelaksanaan proyek YTLM bekerja sama dengan desa atau langsung dengan masyarakat miskin yang memiliki keinginan untuk meningkatkan pendapatan melalui berkebun. Dibentuk klp 10 sd 20 kk dan ditentukan lokasi kebun dengan kesepakan hak guna tanah minimal 15 tahun. Setelah pembentukan dan pembebasan lahan selesai maka TLM mengalirkan air dari sumbernya ke lokasi kebun. Ini bertujuan untuk mendekatkan sumber air ke lokasi kebun produktif sehingga lebih memudahkan petani untuk mengairi tanamannya.
1. Desa Kolobolon
Yayasan TLM membantu mengalirkan air dari sumber mata air Oefamba dengan menggunakan teknologi Hydram untuk memompa air menempuh jarak tidak kurang dari 300 meter ke lokasi lahan produktif kebun produktif desa Kolobolon untuk memenuhi kebutuhan air para petani dalam mengairi tanaman unggulan buah naga lebih dari 1.000 pohon, peternakan ayam pedaging, kolam lele, ikan nila dan tanaman hortikultura lainnya.
2. Desa Lidamanu
Yayasan TLM membantu mengalirkan air dari sumber air dengan menggunakan teknologi Hydram untuk memompa air menempuh jarak tidak kurang dari 100 meter ke lokasi lahan produktif kebun produktif desa Lidamanu untuk memenuhi kebutuhan air para petani dalam mengairi tanaman tanaman hortikultura di kebun produktif seluas 1,3 Ha.
3. Desa Maubesi
Ada 2 Kebun produktif di Desa Maubesi. Yang satu memanfaatkan sumur yang sudah tersedia di lokasi kebun. Untuk mengalirkan air dari sumber ke kebun, digunakan pompa listrik, sehingga menghemat waktu dan tenaga dalam mengairi tanaman hortikultura di Kebu produktif. Sedangkan yang satunya lagi, kebun perluasan menggunakan teknology hydram. Proyek infrastruktur air ini dapat memenuhi kebutuhan air untuk 2 kebun produktif dengan berbagai jenis tanaman hortikultura.
4. Desa Kiubaat
YTLM memfasilitasi kebun produktif desa Kiubaat dengan pengadaan air menggunakan teknologi hydram untuk memompa air dari sungai ke Kebun produktif di Kiubaat yang sekarang menjadi kebun contoh bagi masyarakat Kiubaat untuk berkebun secara modern. Proyek air ini dapat mengairi tanaman buah naga yang menjadi tanaman unggulan, papaya kalifornia beserta tanaman hortikultura lainnya.
5. Desa Eno Nabuasa
Proyek pengadaan air untuk kebun produktif di Desa Enonabuasa memanfaatkan sumber air bendungan yang terletak di lebih rendah dengan jarak sekitar 20 meter dari lokasi kebun. Untuk mengalirkan air dari bendungan ke kebun, TLM bersama masyarakat mesin pompa Generator Zet (genzet) sehingga memudahkan dan menghemat tenaga dalam mengairi tanaman hortikultura di Kebun produktif.
6. Desa Nekmese
Letak kebun produktif berada tepat di bawah dari sumber mata air, untuk mengalirkan air dari sumber ke kebun, TLM memanfaatkan system grafitasi dan hanya perlu membangun bak penampung di dalam kebun dan juga instalasi perpipaan dan ini menekan biaya operationalnya.
7. Desa Sahraen
Letak kebun produktif berada lebih rendah dari sumber air dengan jarak 400m, untuk mengalirkan air dari sumber ke kebun, TLM dan anggota memanfaatkan system gravitasi sehingga TLM hanya perlu membantu menyediakan Pipa (HDPE) serta bak-bak penampung di dalam kebun. Ini sangat menghemat biaya operational.
8. Desa Ngaru Kanoru
Letak kebun produktif berada lebih tinggi dari sumber air, untuk mengalirkan air dari sumber ke kebun, digunakan teknologi hydram pump dengan pertimbangan rendahnya biaya operational. Yayasan TLM memfasilitasi anggota kebun produktif, bekerjasama dengan pemerintah desa membangun bendungan untuk menciptakan elevasi yang dimanfaatkan untuk memompa air ke kebun produktif.