Sekitar 70% pasokan telur di Kota Kupang dan sekitarnya didatangkan dari luar NTT. Produksi telur Kota Kupang belum cukup untuk memenuhi kebutuhan telur Kota kupang dan daerah sekitarnya.
Yayasan TLM melihat hal ini sebagai peluang diversifikasi usaha dari unit usaha pertanian Kebun Nonohonis untuk menjadi pertanian terintegrasi, di mana kebutuhan akan pupuk organik cukup tinggi sehingga pertanian terintegrasi dinilai efisien. Selain itu, peternakan ayam petelur dinilai sangat profitable sehingga dapat mendukung program pemberdayaan sosial dan ekonomi Yayasan TLM wilayah TTS.
Peternakan ayam petelur Nonohonis didirikan pada Februari 2022 dan diawali dengan pemeliharaan 2.000 ekor ayam. Usaha peternakan ayam petelur dikelola oleh seorang manajer, Defrid Banu dan seorang staf kandang serta diawasi oleh dokter hewan untuk memastikan semua prosedur dijalankan sesuai dengan standard peternakan dan kesehatan hewan.
Saat ini Pertanian Terintegrasi Nonohonis memiliki 3 kandang ayam petelur dengan jumlah ternak 11.0000 ekor ayam yang memproduksi ± 5.000 butir/hari untuk memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat.
Keuntungan dari usaha menjadikan Pertanian Terintegrasi Nonohonis menjadi suatu unit usaha yang mandiri secara finasial di mana unit ini sudah dapat membiayai 100% biaya operasional dan gaji staff.
Peternakan ayam petelur Nonohonis sendiri telah menjadi tempat pelatihan peternakan bagi siswa dan mahasiswa dari Kota Soe dan sekitarnya. Peternakan ini juga terbuka sebagai tempat belajar bagi individual maupun instansi yang tertarik mengembangkan usaha peternakan telur.
Pada tahun 2024, Yayasan TLM bekerja sama Yayasan Plan International Indonesia dalam program Youthled Agrifood Pemberdayaan Kelompok Pemuda Desa melalui program Budidaya Ayam Petelur di mana 80 orang pemuda dari 5 desa di TTS melakukan magang di Peternakan Ayam Petelur Nonohonis dan telah mempunyai skill OP Budidaya, Manajemen Kesehatan Ayam dan Pemasaran serta Pencatatan Keuangan.